Jual Aneka Media Mikrobia Oxoid
082184913330
Mikroorganisme
adalah mahluk hidup jazad renik yang dalam pertumbuhannya membutuhkan nutrisi
yang cukup, baik bahan alami maupun sintetis. Media berfungsi untuk menumbuhkan
bakteri, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan jumlah bakteri. Jenis nutrisi yang digunakan bergantung kepada
jenis bakteri yang dikembangbiakkan. Proses pembuatan media harus disterilisasi
dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media.
Untuk
menciptakan keadaan lingkungan yang tepat secara sintetis sebagai pengganti
keadaan alam, maka diperlukan persyaratan tertentu agar bakteri dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik dalam media. Persyaratan tersebut yaitu: 1). Media
harus mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bakteri; 2). Media harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan
permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan bakteri; 3). Media harus dalam
keadaan steril, artinya sebelum ditanami bakteri yang dimaksud tidak ditumbuhi
oleh mikrobia lain.
A.
Bentuk media
Bentuk
media ditentukan oleh ada tidaknya penambahan zat pemadatan, seperti agar-agar,
gelatin dan sebagainya. Ada
tiga bentuk media, yaitu:
1).Media padat
Media
digunakan bahan pemadat, misalnya agar-agar. Jumlah tepung agar yang
ditambahkan tergantung kepada jenis mikrobia yang dibiakkan. Bila mikrobia
memerlukan kadar air tinggi maka jumlah tepung agar harus rendah/sedikit,
tetapi bila kadar air harus rendah makan penambahan tepung agar harus lebih
banyak. Media padat umumnya dipergunakan untuk bakteri, ragi, jamur atau mikroalgae.
Media ini terdiri dari tiga macam bentuk, yaitu:
- Bentuk lempeng, media dibekukan di dalam cawan petri.
- Bentuk miring, media dibekukan dalam keadaan miring di dalam tabung reaksi.
- Bentuk tegak, media dibekukan dalam keadaan tegak dalam tabung.
2. Media cair
Jika
pengembangbiakan tidak ditambahkan zat pemadat. Umumnya dipergunakan untuk
pembiakan mikroalgae, bakteri dan ragi.
3. Media semi
padat atau semi cair,
Jika penambahan zat pemadat hanya
50% atau kurang. Umumnya diperlukan untuk pertumbuhan mikrobia yang banyak
memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif, atau untuk
pemeriksaan pergerakan bakteri.
B. Susunan Media
Sesuai dengan fungsi fisiologi dan
masing-masing komponen yang terdapat di dalam media, maka susunan media
mempunyai kesamaan isi, yaitu:
- Kandungan air
- Kandungan nitrogen, baik berasal dari protein, asam amino, dan senyawa lain yang mengandung nitrogen. Sebagian besar digunakan untuk sintesis protein dan asam-asam nukleat.
- Kandungan karbon berasal dari karbohidrat, lemak, dan senyawa-senyawa lain yang diperlukan sebagai sumber energi bagi reaksi-reaksi sintesis dalam pertumbuhan, pemeliharaan keseimbangan cairan, bergerak dan sebagainya.
- Kandungan garam-garam anorganik, baik unsur makro maupun mikro, seperti fosfat, potasium, sodium, besi, mangan, magnesium, dan sulfat
- Kandungan vitamin dan asam-asam amino sebagai unsur tambahan bagi pertumbuhan dan sintesis metabolik esensial.
C. Jenis Media
Berdasarkan persyaratan mengenai
susunan media bagi pertumbuhan bakteri, maka media dapat berupa:
- Media alami
Yaitu media yang disusun oleh bahan-bahan
alami seperti kentang, touge, daging, umbi-umbian dan sebagainya, pada saat ini
media alami yang banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan. Contoh
media alami yang paling banyak digunakan adalah penggunaan telur untuk
pertumbuhan dan perkembanganbiakan virus.
- Media Sintetik Atau Buatan
Yaitu media yang disusun oleh senyawa-senyawa kimia baik
organik maupun anorganik.
Contoh media sintetik
bagi pertumbuhan bakteri Clostridium:
K2HPO4 0,5 gram
KH2PO4 0,5 gram
MgSO4 0,1 gram
NaCl 0,1 gram
CaCO3 secukupnya
- Media Semi Sintetik
Yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan
bahan-bahan sintetik.
Misalnya: Kaldu nutrisi untuk pertumbuhan
bakteri:
Pepton 10
gram
Ekstrak daging 10 gram
NaCl 5
gram
Aquades 1
liter
D. SIFAT MEDIA
Penggunaan media bukan hanya untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakkan mikrobia, tetapi juga untuk tujuan-tujuan
lain seperti isolasi, seleksi dan diferensiasi biakan yang didapat. Artinya
penggunaan beberapa jenis zat tertentu
yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan dan perrkembangbiakkan mikrobia,
banyak juga dilakukan dan digunakan. Sehingga masing-masing media mempunyai
sifat (spesifikasi) tersendiri sesuai dengan maksudnya. Berdasarkan
sifat-sifatnya, media dibedakan menjadi:
1. Media dasar/
umum
Yaitu media pembiakan sederhana
yang mengandung zat-zat yang umum diperlukan oleh sebagian besar mikroorganisme
dan dipakai juga sebagai komponen dasar untuk membuat media pembiakan lain.
2. Media diperkaya
Media ini dibuat dari media dasar dengan
penambahan bahan-bahan lain umtuk mempersubur pertumbuhan mikrobia tertentu,
yang pada media dasar tidak dapat tumbuh dengan baik. Untuk itu dibutuhkan
beberapa penambahan nutrisi pengaya ke dalam media dasar yang dapat menyokong
pertumbuhan mikrobia, misalnya dengan menambahkan darah, serum atau ekstrak
hati.
3. Media
diferensial
Media ini digunakan untuk
membedakan bentuk dan karakter koloni mikrobia yang tumbuh. Beberapa mikrobia
dapat tumbuh di dalam media ini, tetapi hanya beberapa jenis saja yang
mempunyai penampilan pertumbuhan yang khas. Media ini berfungsi untuk isolasi
dan identifikasi bakteri.
4. Media selektif
Media ini digunakan untuk
menyeleksi pertumbuhan mikrobia yang
diperlukan dari campuran mikrobia-mikrobia lain yang terdapat dalam bahan yang
akan diperiksa. dengan penambahan zat-zat tertentu mikrobia yang dicari dapat
dipisahkan dengan mudah. Media ini sangat berguna untuk identifikasi.
Contohnya, SS-agar (agar Salmonella-Shigella) yang digunakan untuk mengisolasi
bakteri jenis Salmonella dan Shigella.
5. Media Uji
Media ini digunakan untuk pengujian
senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikrobia. Misalnya, media penguji
vitamin, antibiotika, residu pestisida, residu deterjen dan lain-lain. Media
ini disamping tersusun oleh senyawa dasar untuk kepentingan pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikrobia, juga sejumlah senyawa tertentu yang akan diuji.
6. Media
Enumerasi
Media ini digunakan untuk menghitung jumlah
mikrobia pada suatu biakan. Media ini dapat berbentuk media dasar, media
selektif, media diferensial maupun media uji.
E. Penyiapan Media
Media alami, misalnya susu skim,
tidak menimbulkan masalah di dalam penyiapannya sebagai media; hanya
semata-mata dituang kedalam wadah-wadah yang sesuai seperti tabung reaksi atau
labu dan disterilkan sebelum digunakan. Media dalam bentuk kaldu nutrien atau
yang mengandung agar disiapkan dengan cara melarutkan masing-masing bahan yang
dibutuhkan atau lebih mudah lagi dengan cara menambahkan air pada suatu air
pada produk komersial berbentuk medium bubuk yang sudah mengandung semua
nutrien yang dibutuhkan. Pada praktisnya semua media tersebut secara komersial
dalam bentuk bubuk, dan juga dalam bentuk siap pakai di dalam cawan-cawan
petri, tabung atau botol.
Penyiapan media bakteriologis
selain media alamiah mengikuti langkah-langkah berikut:
- Setiap komponen atau medium terdehidrasi yang lengkap dilarutkan dalam air suling dengan volume yang sesuai.
- pH (derajat keasaman dan kebasaan) medium fluida ditentukan dan disesuaikan (dengan penambahan larutan basa atau asam) dengan nilai optimum bagi pertumbuhan bakteri yang akan dikultivasi. pH ditentukan dengan menggunakan indikator pH.
- Medium tersebut dituang kedalam wadah yang sesuai seperti tabung, labu, atau botol dan ditutup dengan sumbat kapas atau tutup plastik atau logam sebelum disterilisasi.
- Medium itu disterilkan, biasanya dengan menggunakan autoklaf; proses ini menggunakan panas dibawah tekanan uap.
F. Kondisi fisik
yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
Untuk berhasilnya kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan suatu
kombinasi nutrien serta lingkungan fisik
yang sesuai, seperti;
1)
Suhu
2)
Atmosfer gas
3)
Keasaman atau kebasaan (pH)
G. Pilihan Media
Dan Kondisi Inkubasi
Untuk
dapat memilih dengan baik media dan kondisi fisik, haruslah dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1)
Apakah bakteri yang akan diisolasi itu aerobik atau
anaerobik?
2)
Apakah spesimen itu mengandung bakteri autotrofik atau
heterotrofik, dan bila demikian apakah kedua tipe tersebut akan dikultivasi?
3)
Apakah spesimen itu mengandung organisme termofilik,
mesofilik atau psikrofilik?
Berikut ini
beberapa media yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi:
1. Lactose
Broth
Lactose broth digunakan sebagai media
untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu,
sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak
beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk
koliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;
dan 0,5% laktosa.
2. EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)
Media
Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi
untuk memilah mikrobia yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.
aerugenosa, dan Salmonella. Mikrobia yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikrobia lain
yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen blue
membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa
dan Salmonella sp dapat menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat
baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli. Agar EMB
(levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis
bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan
eosin dan metilin bklue sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata
antara koloni yang meragikan laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung
sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat meragikan sukrosa
daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang lebih
dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan
terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri
coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
3. Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum
untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas
dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef,
pepton, dan agar. Na merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam
prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk
membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk
mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah
eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan 15 g
agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf
pada 121°C selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
4. Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk
mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan nutrient agar. Nutrient
broth dibuat dengan cara sebagai berikut:
1)
Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2)
Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat
pada langkah pertama.
3)
Atur pH sampai 7,0.
4)
Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5)
Sterilisasi dengan autoklaf.
5. MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)
MRSA
merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk
memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis
bahan. MRS agar mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang
diketahui untuk beraksi/bertindak sebagai faktor pertumbuhan bagi
Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif,
sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri
lain dapat tumbuh. MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk
cair/broth.
MRS agar
mengandung:
1)
Protein dari kasein 10 g/L
2)
Ekstrak daging 8,0 g/L
3)
Ekstrak ragi 4,0 g/L
4)
D (+) glukosa 20 g/L
5)
Magnesium sulfat 0,2 g/L
6)
Agar-agar 14 g/L
7)
Dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8)
Tween 80 1,0 g/L
9)
Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10) Natrium
asetat 5 g/L
11) Mangan
sulfat 0,04 g/L
6. Trypticase Soy Broth (TSB)
TSB
adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan
bermacam mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari
spesimen laboratorium dan akan mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan
substansi nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk
bermacam mikroorganisme. Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida
mempertahankan kesetimbangan osmotik. Dikalium fosfat ditambahkan sebagai
buffer untuk mempertahankan pH.
7. Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk
mikrobia aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat dengan
melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose,
agar) hingga membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf
(15 menit pada suhu 121°C). Media PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikrobia
(semua jenis mikrobia) karena di dalamnya mengandung komposisi casein enzymic
hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek lainnya
serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.
8. Potato Dextrose Agar (PDA)
PDA digunakan untuk menumbuhkan
atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan untuk enumerasi
yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung sumber
karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2%
glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik
untuk pertumbuhan bakteri. Cara membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media
dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan panaskan serta aduk.
Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi
pada suhu 121°C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45°C dan tuang dalam
cawan petri dengan pH akhir 5,6+0,2.
9. VRBA (Violet Red Bile Agar)
VRBA dapat digunakan untuk
perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung violet kristal
yang bersifat basa, sedangkan sel mikrobia bersifat asam. Bila kondisi terlalu
basa maka sel akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli.
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton,
NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar). Bahan-bahan tersebut
kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga
mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60°C. Pindahkan dalam
tabung sesuai kebutuhan, pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal
violet menghambat bakteri gram positif. Yeast ekstrak menyediakan vitamin
B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan sumber
karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar