konsul :082184913330
- Fermentasi Tempe
Tempe merupakan hasil fermentasi dari kedelai menggunakan jamur Rhizopus oryzae.
Tempe selain dibuat dari kedelai dapat juga dibuat dari berbagai bahan
nabati berprotein . Pada substrat kedelai jamur selain berfungsi
mengikat/menyatukan biji kedelai sehingga menjadi satu kesatuan produk
yang kompak juga menghasilkan berbagai enzim yang dapat meningkatkan
nilai cerna tempe saat dikonsumsi.
- Fermentasi Tape
Tape dibuat
dari ubi kayu ataupun beras ketan dan merupakan makanan yang populer di
Indonesia dan Malaysia. Dalam pembuatan tape setidaknya terlibat tiga
kelompok mikroorganisme yaitu mikrobia perombak pati menjadi gula yang
menjadikan tape pada awal fermentasi berasa manis. Mikrobia yang banyak
dianggap penting dalam proses ini adalah Endomycopsis fibuliger
sertaeberapa jamur dalam jumlah kecil. Adanya gula menyebabkan mikrobia
yang mengunakan sumber karbon gula mampu tumbuh dan menghasilkan
alkohol. Yang masuk dalam kelompok ini adalah Saccharomyces dan Cabdida yang menybabkan tape berubah menjadi alkoholik. Adanay alkohol juga memacu tumbuhnya bakteri pengoksidasi alkohol yaitu Acetobacter aceti yang mengubah alkohol menjadi asam asetat dan menyebakan rasa masam pada tape yang dihasilkan.
- Fermentasi Alkohol
Produk
beralkohol sangatlah beragam mulai dari pangan hingga energi. Produk
pangan yang paling lama dikenal adalah wine dan bir. Mikroorganisme yang
terlibat terutama adalah khamir dari genus Saccharomyces sp. Saccharomyces yang paling banyak digunakan adalah S. cerevisiae dan S. carlbergensis.
Khamir ini akan mengubah gula pada substrat menjadi alkohol pada
kondisi aerob. Jika khamir ini ditumbuhkan pada suasan aerob maka akan
dihasilkan sel lebih banyak daripada metabolitnya dan ini dimanfaatkan
untuk produksi ragi roti.
- Fermentasi Asam Asetat
Bakteri Acetobacter aceti
merupakan baktei yang mula pertama diketahui sebagai penghasil asam
asetat dan merupakan jasad kontaminan pada pembuatan wine. Saat ini
bakeri Acetobacter aceti digunakan pada produksi asam asetat karena kemampuanya mengoksidasi alkohol menjadi asam asetat.
- Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak terjadi pada susu. Jasada yang paling berperan dalam fermentasi ini adalah Lacobacillus sp. Laktosa diubah menjadi asam laktat. Kini asam laktat juga digunakan untuk produksi plastik dalam bentuk PLA
- Fermentasi Asam Sitrat
Asam sitrat dihasilkan melalui fermentasi menggunakan jamur Aspergillus niger.
Meskipun beberapa bakteri mampu melakukan, namun yang paling umum
digunakan adalah jamur ini. Pada kondisi aerob jamur ini mengubah gula
atau pati menjadi asm sitrat melalui pengubahan pada TCA
- Fermentasi Asam Glutamat
Asam
glutamat digunakan untuk penyedap makanan sebagai penegas rasa. Mula
pertama dikembangkan di Jepang. Organisme yang kini banyak digunakan
adalah mutan dari Corynebacterium glutamicum.
- Fermentasi Vitamin
Vitamin
selain dapat diperoleh dari berbagai tumbuhan juga dapat dihasilkan
secara fermentasi. Teruatam vitamin B. Mikroorganisme yang teribat dalam
produksi vitamin ini adalah kapang askomisetes Eremothecium ashbyii dan Ashbya
gossypii. Kapang (Candida flaeri,C. famata, dsb) dan bakteri dapat juga
digunakan untuk produksi. Hasil yang dicapai dapat lebih dari 20 g
riboflavin per liter kultur cair yang dilakukan secara steril dan
kondisi aerob dengan medium yang mengandung molase atau minyak tumbuhan
sebagai sumber karbon utama.
- Fermentasi Yogurt
Produksi
yogurt dimulai dengan kondisioning susu. Kandungan air pada susu mula
pertama diturunkan hingga 25% dengan evaporasi vacuum dan ditambahkan 5%
susu bubuk. Sebagai tahap akhir kondisioning, susu dipanaskan pada suhu
86 – 930C selama 30 – 60 menit. Hal ini akan menyebabkan
beberapa protein mengalami pemecahan dan mikrobia kontaminan akan
terbunuh. Setelah itu didinginkan pada suhu 450C dan ditambahkan campuran Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus dalam perbandingan 1:1.
- Fermentasi Kefir
Kultur
starter kefir disebut butiran kefir, mengandung mikrobia yang terdiri
dari bakteri dan khamir yang masing-masing berperan dalam pembentukan
cita rasa dan struktur kefir. Bakteri menyebabkan terjadinya asam
sedangkan khamir menyebabkan terjadinya pembentukan alkohol dan CO2
pada proses fermentasi. Hal inilah yang membedakan rasa yoghurt dan
kefir. Komposisi mikrobia dalam butiran kefir dapat bervariasi sehingga
hasil akhir kefir kadang mempunyai aroma yang bervariasi. Spesies
mikrobia dalam bibit kefir diantaranya Lactocococcus lactis, Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus kefir, Lactobacillus kefirgranum, Lactobacillus parakefir. Semua mikrobia yang tersebut tadi mempunyai fungsi dalam pembentukan asam laktat dari laktosa. Lactobacillus kefiranofaciens sebagai pembentuk lender (matriks butiran kefir), Leuconostoc sp. Membentuk diasetil dari sitrat dan Candida kefir pembentuk etanol dan karbondioksida dari laktosa. Selain itu juga ditemukan Lactobacillus brevis dan khamir (Torulopsis holmii dan Saccharomyces delbrueckii).
- Fermentasi Keju
Keju juga
hasil fermentasi susu, tetapi dalam proses produksi yang lebih kompleks.
Perbedaan bakteri yang berperan menyebabkan waktu fermentasi yang
lebih lama dari yogurt. Keju sangta beragam, tedapat lebih dari 20 klas
dan ratusan vaietas, namun awal prosesnya adalah sama.
- Fermentasi Nata deCoco
Nata de coco sebenarnya adalah selulosa murni produk kegiatan mikrobia Acetobacter xylinum.
Mikrobia ini dapat merubah gula menjadi selulosa. Jalinan selulosa
inilah yang membuat nata terlihat putih. Sebagai makanan berserat, nata
de coco memiliki kandungan selulosa ± 2,5 % dan lebih dari lebih dari 95
% kandungan air. Nata de coco memiliki kandungan serat kasar 2,75 %,
protein 1,5 – 2,8 %, lemak 0,35 % dan sisanya air
- Fermentasi Kombucha
Kombucha tea
(teh kombucha) merupakan produk minuman tradisional hasil fermentasi
larutan teh dan gula dengan menggunakan starter mikrobia kombucha (Acetobacter xylinum dan beberapa jenis khamir) dan difermentasi selama 8 – 12 hari.
Proses fermentasi kombucha dimulai ketika kultur mengubah glukosa menjadi alkohol dan CO2,
kemudian bereaksi dengan air membentuk asam karbonat. Glukosa berasal
dari inversi sukrosa oleh khamir menghasilkan glukosa dan fruktosa. Acetobacter
sebagai bakteri utama dalam kultur kombucha mengoksidasi etanol menjadi
asetaldehid lalu kemudia menjadi asam asetat. Aktifitas biokimia yang
kedua dari bakteri Acetobacter adalah pembentukan asam glukonat
yang berasal dari oksidasi glukosa. Sukrosa dipecah menjadi glukosa dan
fruktosa oleh khamir. Pada pembuatan etanol oleh khamir dan selulosa
oleh Acetobacter xylinum, glukosa dikonversi menjadi asam
glukonat melalui jalur fosfat pentosa oleh bakteri asam asetat, sebagian
besar fruktosa dimetabolisme menjadi asam asetat dan sejumlah kecil
asam glukonat. Bakteri asam laktat juga menggunakan glukosa untuk
mensintesis selulosa mikrobia. Fruktosa masih tertinggal sebagian dalam
media fermentasi dan diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana oleh
mikroorganisme sehingga dapat digunakan sebagai substrat fermentasi.
Kultur dalam waktu bersamaan juga menghasilkan asam-asam organik
lainnya. Bakteri Acetobacter xylinum mengubah gula menjadi
selulosa yang disebut nata/partikel dan melayang di permukaan medium.
Jika nutrisi dalam medium telah habis dikonsumsi, kultur akan berhenti
tumbuh tetapi tidak mati. Kultur akan aktif lagi jika memperoleh nutrisi
kembali. Bakteri asam asetat memanfaatkan etanol untuk tumbuh dan
memproduksi asam asetat. Adanya asam asetat akan menstimulasi khamir
untuk memproduksi etanol kembali. Interaksi simbiosis ini ditemukan pada
Glukonobacter dan Saccharomyces cerevisiae.
Konsentrasi asam asetat dalam kombucha hanya meningkat sampai batas
tertentu lalu mengalami penurunan. Hal ini terjadi karena pemanfaatan
asam asetat lebih lanjut oleh Acetobacter xylinum ketika
jumlah gula dalam media teh mulai habis. Penurunan kadar asam ini juga
dikarenakan fermentasi etanol oleh khamir juga mengalami penurunan
dikarenakan pH yang sangat rendah serta mulai habisnya gula dalam
larutan.
- Fermentasi Sauerkraut
Sauerkraut
adalah fermentasi kobis menggunakan bakteri asam laktat sehingga beras
masam. Kobis dibersihkan dari bagian yang hijau, rusak dan kotor, dicuci
kemudian diiris kecil-kecil selebar + 1 mm. Irisan kobis ini kemudian
dimasukkan ke dalam tangki atau wadah kemudian ditambahkan larutan garam
2,25% dan diaduk serata mungkin. Bakteri yang memulai fermentasi adalah
Leuconostoc mesenteroides dan dilanjutkan oleh Lacotabacillus brevis, Lb. plantarum dan Pediococcus cerevisiae. Suhu optimal untuk fermentasi ini adalah 25 – 300C dengan waktu 2 – 3 minggu. Suhu di atas 300C mengakibatkan produksi asam berlebihan sedang jika suhu kurang dari 250C sering muncul flavor dan warna yang tidak diharapkan serta waktu fermentasi menjadi sangat lama.
- Fermentasi Kecap
Kecap dibuat melalui proses fermentasi kedelai.
Tahap pertama, kedelai dan gandum dicampur kemudian diinokulasi dengan kapang Aspergillus
dan diinkubasi selama 3 hari, hasilnya disebut koji pada tahap ini akan
terjadi perubahan-perubahan biokimiawi dimana enzim protease yang
dihasilkan oleh mikrobia akan menghidrolisis protein kedelai. Protein
akan diubah menjadi bentuk protein terlarut, peptida, pepton dan
asam-asam amino sedangkan karbohidrat diubah oleh aktivitas enzim
amilolitik menjadi gula reduksi.
Tahap kedua,
koji dipindah ke tangki fermentasi dicampur dengan larutan garam dan
disebut moromi. Fermentasi ini berlangsung selama lebih dari 6 bulan.
Pada tahap ini konsentrasi garam berpengaruh terhadap hidrolisis protein
dan kecepatan pembentukan asam laktat serta alkohol. Pada tahap ini
tumbuh khamir yang halotoleran. Asam-asam amino, terutama asam glutamat
merupakan komponen pendukung flavor. Komponen flavor lainnya adalah asam
lemak (seperti palmitat), alkohol (seperti amil alkohol) dan
senyawa-senyawa organik lainnya (seperti pirazin, aldehid, keton,
ester). Nilai pH yang rendah pada fermentasi moromi menstimulasi
pertumbuhan khamir halotoleran seperti S. rouxii, Z. major, Z. sulsus dan Z. japonicus. Khamir dapat menghasilkan etanol dan komponen-komponen aroma dan flavor yang spesifik. Pada kondisi aerob, S. rouxii
dapat mengubah glukosa menjadi gliserol yang merupakan komponen flavor
yang penting. Beberapa jenis khamir dapat menghasilkan komponen furfural
yang merupakan flavor kecap yang spesifik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar